virus corona
pic by the sun

Eksposisi – Bursa Asia diperdagangan melemah pada kamis (23/01), menyusul perebakan virus flu dari China yang telah memaksa beberapa negara mengeluarkan “travel warning”.

Kondisi ini berdampak secara langsung kepada jasa transportasi udara yang menyebabkan futures minyak mentah tergelincir ke level terendahnya dalam tujuh minggu terakhir.

Indeks acuan Asia Pasifik, MSCI tergelincir 0,45 persen, Nikkei melemah 0,6% diikuti bursa Australia yang jatuh 0,57%.

Sampai hari Rabu kemarin, tercatat ada 17 korban jiwa akibat virus Corona dimana total kasus mencapai 600. Sementara sebaran lokasi kejadian di Beijing, Shanghai, Makau, Hong Kong, Jepang dan Amerika Serikat. Ada kecemasan bahwa virus ini berpotensi menyebar secara cepat karena jutaan orang China akan melakukan perjalanan baik dalam dan luar negeri dalam rangka merayakan libur Tahun Baru China yang dimulai Jumat besok.

Diantara saham sektor penerbangan yang mengalami pelemahan adalah Air China, Qantas Airways, Japan Airlines dan ANA Holdings.

Dari pasar valas, yuan dilaporkan mengalami penurunan jelang pemberlakuan blokade perjalanan oleh pemda kota Wuhan, dimana tempat ini merupakan pusat perebakan virus. Sementara aset-aset aman seperti yen, emas dan obligasi pemerintah AS menguat.

Yuan diperdagangan jatuh 0,1% menjadi 6,9160 per dolar. Yen menguat menjadi 109,64, swiss franc berada pada posisi 0,9679 terhadap dolar. emas menguat menjadi $1.559,17 per ounce.

Minyak mentah diperdagangkan turun menjadi $55,78 per barrel dan minyak Brent turun menjadi $62,26 per barrel. American Petroleum Institute mengatakan persediaan minyak mentah AS meningkat 1,6 juta barrel di minggu lalu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini