
Eksposisinews.com – Upaya keras emas melanjutkan estafet kenaikan yang sudah dibukukan dalam enam sesi terakhir, tampaknya sedikit tertahan. Dengan memanfaatkan penurunan dolar AS di sesi Kamis lanjutan dari penurunan semalam atas kenaikan imbal hasil obligasi AS yang terhenti menjadi dorongan bagi emas untuk terus menguat.
Sebelumnya di sesi sesi Rabu, Amerika Serikat merilis data inflasi tingkat produsen bulan Maret, dengan Indeks Harga Produsen (PPI) tahunan naik 11,2%, melampaui perkiraan dan kenaikan paling signifikan sejak 2010, yang menambah tekanan pada Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. Pada saat yang sama, PPI inti, yang tidak termasuk item volatil, meningkat 9,4% lebih tinggi dari perkiraan 8,4%.
Saat ini data inflasi AS menjadi hal yang sangat dipantau, karena memaksa the fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif. Pejabat Fed telah membuka peluang untuk kenaikan suku bunga 50 bps pada pertemuan di Mei.
Baca Juga: Suku Bunga AS Akan Digenjot Hingga Akhir Tahun, Dolar Siap Meroket
Sebelumnya di sesi AS, Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan bahwa data ekonomi AS sangat mendukung the fed untuk menaikan suku bunga sebesar 50 bps, dan dengan langkah yang agresif pada pertemuan mereka pada Mei mendatang dengan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya pada Juni dan Juli. Tidak hanya kenaikan inflasi baik di tingkat konsumen atau produsen, penurunan imbal hasil obligasi AS dan geopolitik menjadi alasan lain mengapa para investor memburu emas, dimana kondisi saat ini perang Rusia – Ukraina masih belum menunjukkan perdamaian seperti yang diharapkan.