Review Film

The Girl In The Spider’s Web

Girl in Spiders web

EKSPOSISI –  The Girl in Spider’s Web, adalah film dari waralaba the Girl with Dragon Tattoo terbaru. Diadaptasi dari buku dengan nama yang sama dan berfungsi sedikit dari reboot.

Dengan aktor yang berbeda, sebagai sekuel dari film karya David Fincher, The Girl with the Dragon Tattoo yang dirilis pada 2011. Secara The Girl in The Spider’s Web secara tidak langsung, menjadi film sekuel dalam film seri Millennium yang diproduksi Amerika

The Girl with Dragon Tatto, dibintangi oleh Daniel Craig dan Rooney Mara sebagai jurnalis Mikael Blomkvist, dan peretas Lisabeth Salander.  Meskipun film Girl with The Dragon Tatto mendapat sambutan hangat dari para kritikus saat dirilis pada tahun 2011, namun karya David Fincher ini tidak terlalu populer.

Akibatnya, Sony memilih untuk membekukan sementara waralaba ini selama beberapa tahun. Sebelum akhirnya memutuskan untuk lebih maju dengan The Girl di Spider’s Web – yang bukan sekuel langsung dari The Dragon Tattoo.

Baik Rooney Mara dan Daniel Craig, telah dikonfirmasi untuk tidak diajak kembali dalam film kedua ini; Craig yang seharusnya dipilih untuk dua sekuel lagi, menuntut kenaikan gaji yang membuat keterlibatannya tidak mungkin karena tuntutan studio bahwa Spider Web diproduksi dengan anggaran yang jauh lebih rendah.

The Girl with Spider’s Web mengisahkan kerjasama Salander dalam menyelamatkan kode peluncuran nuklir yang diretasnya. Dibantu dengan Blomkvist, keduanya berusaha menyikap jaringan pihak-pihak yang menginginkan kode tersebut.

Disutradarai oleh Fede Álvarez dan ditulis oleh Steven Knight, Álvarez dan Jay Basu, berdasarkan novel dengan judul sama karya David Lagercrantz. Ia juga menggantikan penulis dan pencipta asli tokoh ini, Stieg Larsson yang meninggal pada 2004 silam.

Sebagai film adaptasi dari novel laris, menjadi modal kuat yang menjanjikan penonton akan cerita yang menarik. Hingga 5 menit terakhir, film ini memang sangat menarik dan banyak “kejutan-kejutan”. Buat yang belum membaca novelnya ataubahkan melihat film prekuelnya, The Girl in Spider’s web tidak terlalu rumit untuk bisa memahami ceritanya.

Namun apabila sebelumnya telah membaca novel atau melihat film The Girl with The Dragon Tatto, tentu lebih mudah memahami karakter dan beberapa “intrik” kecil. Buat yang sudah menonton prekuelnya, film ini menjadi lebih menarik. Karakter Lisbeth Salander lebih meyakinkan.

Meski sangat menghibur, The Girl in Spider’s Web juga mengandung hal-hal yang menganggu. Fim ini sarat dengan sejumlah adegan yang akan mengusik moralitas. Perselingkuhan dengan rekan kerja kantor, hingga hubungan sesama jenis bahkan incest sekalipun, mengalir seakan-akan sebagai sesuatu yang biasa. Swedia, yang menjadi latar belakang cerita ini, memang dikenal juga liberal dan sekularitasnya. Sesuatu yang bertolak belakang dengan masyarakat Indonesia umumnya. (LH)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version