Review Film

Produksi Film Science Fiction ‘2045’, Max Pictures Andalkan Kreator Dalam Negeri

Kita tentu harus menyambut dengan gembira, Max Pictures siap merilis film science fiction berjudul ‘2045’. Sebuah film yang memperlihatkan teknologi Indonesia di tahun 2045 mendatang.

Meski film banyak menggunakan CGI (Computer-Generated Imagery), Max Pictures mengandalkan kreator dalam negeri yang dinilainya tak kalah dengan Hollywood. Karena film science fiction dari Hollywood juga sebagian CGI-nya dikerjakan kreator Indonesia.

“Sebenarnya konsep film ini dari Telkom yang mengadakan sayembara dengan pertanyaan mengenai apa harapan generasi milenial kita terhadap Indonesia pada tahun 2045, “ kata Ody Mulya Hidayat, Produser Max Pictures di sela-sela acara konferensi pers Indonesian Box Office Awards (IBOMA) 2020 di Studio Lantai 8 SCTV, Senayan City, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Ody menyebut dalam sayembara tersebut menghasilkan ribuan ide. “Ada ide tentang robot penangkal hoax, ada ide tentang penetrasi udara, pokoknya semua idenya bagus-bagus, “ ungkap Ody mantap.

Saking banyaknya ide, lanjut Ody, dirinya sampai kewalahan untuk menyaring ribuan ide tersebut. Penggarapan skenarionya dikerjakan Titien Wattimena sampai membutuhkan waktu sampai setahun lebih. “Permasalahannya kita menyamakan persepsi dalam mengembangkan ide untuk produksi filmnya, “ bebernya.

“Dari ribuan ide, kita cari yang relevan. Dari situ kita cari yang paling memungkinkan untuk produksi filmnya,” imbuh Ody penuh percaya diri.

Ody menyebut jika film 2045 relevan dengan perkembangan teknologi di Indonesia. Di era itu industri digital diperkirakan tengah berjaya dan mendominasi. “Semua industri moving to digital. Pasti segala sesuatu berubah, “ ucapnya penuh keyakinan.

Menurut Ody, Indonesia di tahun 2045, jelas jauh lebih maju. “Kita mengacu pada Indonesia hari ini saja. Jakarta sudah ada MRT. Mungkin nanti di tahun 2045 MRT sudah merata. Nah kemajuan yang paling besar terutama pada bidang komunikasi, “ ujarnya.

Saat ditanya bagaimana tantangannya antara memproduksi film drama romantis dengan  science fiction? Dengan tenang, Ody memberikan jawaban, “Lebih susah science fiction karena membutuhkan teknologi CGI (Computer-Generated Imagery), “ paparnya.

Untuk memproduksi film science fiction, Max mempercayakan tenaga ahli dari dalam negeri. “Sebenarnya kreator kita tak kalah dengan Hollywood, karena film science fiction dari Hollywood juga sebagian CGI-nya dikerjakan kreator kita, “ tegas Ody.

Ody berharap film ini mendapat sambutan masyarakat. “Karena dalam film ini kita dengan terobosan baru, ide-ide baru, yang memperlihatkan teknologi Indonesia di tahun 2045 mendatang, “ pungkas Ody sumringah.

Film 2045 arahan sutradara Indra Gunawan ini dibintangi Yasmin Napper yang berperan sebagai tokoh Renata, Indah Kusuma sebagai seorang jurnalis bernama Meara, Cinta Brian sebagai Marshal, Nino Fernandez sebagai Titan, seperti tokoh Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Mantan penyanyi cilik Ira Maya Sopha tampil berperan sebagai ibunda Meara. Ferry Salim berperan sebagai ayah Meara.Film ini direncanakan akan tayang di bioskop Indonesia pada Juli 2020.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version