
Association of The Indonesia Tour & Travel Agencies atau ASITA Pariwisata DKI Jakarta mengajak para peserta seller, buyer, biro perjalanan wisata, dan asuransi mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah dalam rangkaian Asita Jakarta Travel Mart (AJTM) 2023 pada Senin 25/09/2023.
Sebagaimana dikabarkan bahwa setelah melakukan sejumlah renovasi, kini TMII telah bersolek, dengan memiliki wajah baru, semangat baru dan juga experience serta hal-hal baru lainnya. Dalam kunjungan ini, selain berkeliling dan melihat anjungan-anjungan provinsi, para rombongan ASITA ini melihat Museum Indonesia dan Taman Burung yang telah direnovasi cukup signifikan. Diakhir acara adalah melihat Dancing Fountain.
Ketua DPD ASITA Pariwisata DKI Jakarta, Hasiyanna S. Ashadi mengatakan, ASITA memfasilitasi para anggotanya untuk bisa melihat dan merasakan sejumlah perubahan yang dilakukan oleh pengelola TMII.
‘’Dengan melihat secara langsung, ASITA berharap dapat mendorong para biro perjalanan dalam membuat program-program promosi kunjungan. Bukan hanya itu saja, sejumlah pihak terkait seperti hotel, asuransi dan pelaku industri wisata lainnya dapat melihat dan menangkap peluang dari koloborasi ASITA dan TMII,’’ ungkapnya kepada awak media.
Menurutnya, target wisatawan yang ingin di capai, termasuk wisatawan asing dari luar negeri seperti dari Belanda, Jerman, Inggris, Prancis, Itali, semua yang masuk Jakarta itu pasti ke taman mini. Dengan taman mini sekarang sudah menjadi baru dan lebih kekinian, tentu kan lebih menarik yang mereka ingin tahu. Domestik juga pasti senang dari luar kota masuk ke Jakarta, pasti ke taman mini. Kita juga mengacarakan taman mini dengan penampilan baru ini di paket-paket wisata kita.
Dihadapan sejumlah pengusaha tersebut, Claudia Inkriwang, Direktur Utama PT. Bhumi Visatanda Indonesia selaku pengelola TMII mengungkapkan empat hal yang menjadi pilar wajah baru dari TMII.

“Pertama, experience yang dirasakan, sebagaimana kita lihat sekarang kan sudah green semuanya, jadi green memang adalah salah satu experience baru yang memang menjadi kekuatannya teman ini. Kedua adalah culture, jadi culture ini memang sebelumnya sudah diangkat, tapi sekarang diangkat lebih kemasannya, lebih relate lagi, dan selalu lebih modern, dan selalu ada hal yang baru. Ketiga penguatan teknologi, jadi kalau kita lihatin sekarang udah mulai smart gitu ya Pak, dan yang keempat tetap adalah inklusi,’’ujarnya
Dijelaskan olehnya bahwa keempat-keempatnya ini merupakan pilar dari wajah baru TMII, meskipun di luar itu semua ada juga banyak hal-hal baru, seperti di Musium Indonesia dan pertunjukan dancing fountain. Ini adalah sesuatu experience baru juga yang bisa dinikmati oleh semuanya dengan harga yang gratis, udah include.
Ia berharap kerjasama dengan ASITA ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Ini akan menjadikan TMII bisa menjadi destinasi yang akhirnya digemari, atau menjadi destinasi utama dari turis-turis yang dibawa oleh para anggota ASITA ke Indonesia. Sehingga pada akhirnya tujuan TMII untuk memperkenalkan Indonesia kepada turis-turis itu bisa tercapai.
Claudia mengutip bahwa ruang terbuka di Jakata ini sudah menjadi suatu kemewahan, apalagi seluas 150 hektare, di mana anak-anak bisa main secara aman di jalanan, naik sepeda, eksplorasi ini itu, dengan suasana hijau, itu sekarang suatu kemewahan. Jadi dengan di TMII mereka bisa melakukan hal itu, di mana itu mungkin sekarang sulit didapat di tempat lain. Jadi memang green itu menjadi kekuatan kita, walaupun kita tahu bahwa kok nggak boleh sih mobil dan sebagainya gitu ya, kan dulu pakai mobil dan sebagainya. Ini justru untuk keuntungan si pengunjung itu sendiri, wisatawan itu sendiri.
Renovasi yang dilakukan oleh TMII sebelumnya telah berlangsung kurang lebih delapan bulan lamanya. Dijelaskan oleh Claudia bahwa waktu itu awalnya dikerjakan oleh PUPR. Namun setelah proses renovasi fisik selesai, tibalah giliran melakukan renovasi experience. Menurutnya, bagian ini yang cukup lama, dari Januari sampai September.
Dijabarkan oleh Claudia bahwa berbagai anjungan saat ini juga telah banyak yang direnovasi, khususnya di bagian depannya. Paar-pagar dihilangkan sehingga menambah kesan semakin luas. Aktivitas-aktivitas di anjungan tersebut juga cukup banyak, sejumlah latihan-latihan, diklat-diklat. Bahkan saat weekend akan lebih banyak aktivitas seperti tari-tarian hingga permainan Enggrang.
Menurutnya atraksi-atraksi budaya dihidangkan di jalan raya, bukan lagi di panggung-panggung seperti dulu. Pertunjukan tari kecak dan barongsai, tidak lagi di dalam anjungan namun dilakukan di luar pada tempat yang lebih terbuka. Hal ini menambah ramai dan kesan festival atau pesta rakyat di setiap akhir pekan. Khusus pertunjukkan tari Kecak, di gelar setiap bulan sekali pada hari Sabtu terakhir.
TMII juga membuka kesempatan bagi masyarakat umum yang ingin menggelar acara di anjungan atau Gedung-gedung yang memang disewakan. Kegiatan tersebut bisa terbuka untuk umum atau tidak. Namun kita berharap kegiatan-kegiatan yang dilakukan di anjungan, khususnya yang berupa acara atau pesta adat dapat terbuka untuk umum. Dengan demikian para pengunjung dapat ikut melihat kekayaan adat dari wilayah-wilayah di Indonesia ini. Kegiatan semacam ini tentu memiliki nilai lebih, karena peristiwa adat adalah sesuatu yang nyata, sebuah ritual tradisi. Seperti acara ruwatan massal, kelahiran anak, pernikahan dan sebagainya.
Untuk mempermudah pengunjung yang menggunakan transportasi umum, TMII menyediakan bus pengumpan yang akan membawa penumpang dari Stasiun LRT Taman Mini yang letaknya dekat diseberang Taman Anggrek TMII. Layanan operasional bus pengumpan ini mulai dari jam 8 pagi sampai 8 malam, jelas Claudia.
‘’Kedepannya, setelah operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung di buka, pihak TMII juga akan menyediakan bus pengumpan yang akan membawa penumpang dari Stasiun Halim ke TMII. Dalam uji coba yang sudah dilakukan, jarak tempuh dari Stasiun Halim ke TMII hanya sekitar 11 menit saja. Claudia berharap, dengan kemudahan akses ini akan membuat pengunjung dari Bandung bisa lebih mudah,’’ tambahnya.
Claudia sendiri berharap bahwa setiap anak di Indonesia, yang berliburan ke Jakarta harus ke TMII, Karena di sini pusat belajarnya budaya. Jadi kita ingin anak-anak Indonesia itu mencintai budaya Indonesia. Hal ini sesuai dengan cita-citanya taman mini, bukan hanya sekedar tempat rekreasi, tapi juga dapat menginspirasi anak-anak untuk mencintai budaya Indonesia.
‘’Kita ingin semua anak Indonesia pasti harus ke taman mini. Seumur hidupnya mesti sekali aja ke taman mini, karena dia akan mencintai Indonesia ketika dia tahu tentang Indonesia,’’sebutnya
Claudia juga berharap bahwa kolaborasi dengan ASITA dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan, sebagaimana dikatakan bahwa para wisatawan ini perlu dikasih tahu, perlu di-arrange untuk datang ke tempat destinasi wisata dan sebagainya. Jadi ingin berkolaborasi dengan ASITA agar TMII menjadi destinasi utama yang diagendakan untuk semua turis-turis yang datang ke Indonesia, terutama yang melalui Jakarta. Karena dengan begitu kita benar-benar mengeksplore Indonesia bagi para turis itu.
Aprilia Laksmi, salah satu pengunjung TMII dari Bali. Mengaku bahwa ini pertama kalinya ke tempat wisata di Jakarta Timur ini. Menurutnya, sangat menarik. Banyak sekali suguhan atraksi budaya yang edukatif. Meskipun pada sejumlah bagian, khususnya di area musium yang perlu diperbaharui.
Ia menilai bahwa luasnya TMII ini menjadi keunggulan untuk dapat melakukan kolaborasi dengan berbagai komunitas masyarakat dalam menampilkan atraksi-atraksi budaya. Dengan demikian, ia berharap bahwa TMII bukan hanya menjadi tempat wisata saja, namun sekaligus menjadi wadah aktifitas anak bangsa dalam berekspresi dan berbudaya.
Secara khusus, Laksmi menilai bahwa para staff TMII ini sudah cukup komunikatif dalam memberikan informasi kepada pengunjung. Baik perorangan dan rombongan. Kiranya hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan menjadi lebih baik. Sehingga menambah kenyamanan para pengunjung TMII.
Diakui Claudia bahwa saat ini para pengunjung masih didominasi wisatawan dalam negeri, sementara wisatawan asing baru mulai berdatangan. Dia melihat saat ini sudah banyak yang turis-turis asing yang independen. Selain itu, juga ada sejumlah tur yang diatur oleh biro travel. Sementara walking tour juga sudah dikelola oleh TMII sendiri. Datangnya wisatawan asing dan domestik dalam sehari bisa sampai 8 -10 grup. Saat ini jumlah kunjungan ke TMII rata-rata perhari bisa mencapai 1000-3000 pengunjung. Bahkan di musim liburan bisa mencapai diatas 5000 pengunjung, pungkas Claudia.