Eksposisi News, Pontianak – Sebagai upaya untuk pulih dari pandemi ini, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket memberikan pilihan lewat cara-cara ekonomi yang berbasis lingkungan, “Green economy“.

Hal ini disampaikan oleh Piket, saat melakukan kuliah umum secara daring dengan Universitas Muhammadiyah Pontianak pada Selasa (06/07/2021) dengan tema”EU Ambassador Talk – Climate Change and Circular Economy”.  Dijelaskan olehnya, “Pemulihan dari krisis COVID dapat dilakukan dengan dua cara: kita dapat mengulangi hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya dan berinvestasi di ekonomi lama, atau kita dapat menjadi lebih cerdas dan menggabungkan pemulihan dengan kebutuhan untuk beralih ke ekonomi hijau. Eropa memilih pilihan yang kedua, dan melihat ini sebagai peluang besar. Pada bulan Desember 2019 – tepat sebelum krisis COVID – Uni Eropa mengadopsi kerangka kebijakan baru yang disebut Kesepakatan Hijau Eropa (EU Green Deal).”

 “Ini merupakan strategi baru kami bagi pertumbuhan yang berkelanjutan. Kebijakan tersebut memuat peta jalan untuk menerapkan ekonomi sirkular yang bersih, memulihkan keanekragaman hayati dan mengurangi polusi. Namun, kami sangat sadar bahwa kami tidak dapat melakukan hal itu sendiri. Bekerja dengan mitra internasional adalah mutlak jika kita ingin kembali bangkit lebih kuat dari krisis ini,” tambah Duta Besar Piket.

 “Uni Eropa dan Indonesia telah membangun kerja sama yang kuat selama bertahun-tahun dalam memerangi perubahan iklim, melalui pengembangan energi berkelanjutan, tata kota berwawasan hijau, ekonomi sirkular, tata kelola hutan, dan tata kelola laut. Uni Eropa siap memperluas Agenda Hijau-nya dengan Indonesia untuk bekerjasama lebih erat untuk mencapai tujuan bersama. Agenda Hijau ini mencakup lebih banyak investasi hijau, perdagangan, kerja sama energi terbarukan dan ekonomi sirkular, dengan tujuan akhir bergerak bersama menuju netralitas iklim,” tutur Duta Besar Piket.

Menanggapi hal tersebut, Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak Doddy Irawan mengharapkan, kegiatan tersebut sebagai awal kerjasama yang lebih erat antar dua lembaga ini, dalam meningkatkan akses dan kualitas sektor pendidikan tinggi Indonesia. Lewat kerjasama ini, termasuk pemberian beasiswa bagi pendidikan berkelanjutan untuk dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, pertukaran mahasiswa dan akademisi, pelatihan dan sebagainya.  ”Program-program tersebut dapat difokuskan bagi pengembangan sumber daya lokal di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, bersamaan dengan upaya mitigasi tantangan yang timbul akibat perubahan iklim,” pungkas Irawan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini