Muhammadiyah yang terus mengalami peningkatan amal usaha, justru menurun jumlah warganya. (Istimewa)

Denny JA dari LSI kembali merilis kajian terkini mereka tentang penurunan pemilih Muhammadiyah dari waktu ke waktu pada Sabtu (23/09/2023). Menurut kajian tersebut, jumlah warga persyarikatan ini terus menurun meskipun jumlah amal usaha Muhammadiyah terus bertambah.

Sebagaimana disebutkan bahwa sebagai salah satu organisasi Islam terbesar dunia, Muhammadiyah memiliki begitu banyak amal usaha. Mereka mengelola  163 Universitas, 23.000 TK dan PAUD, 348 Pesantren.  Muhammadiyah juga memiliki 117 rumah sakit dan ribuan pendidikan dasar  dan menengah.

Dalam temuan kajian yang dilakukan oleh LSI pada bulan  Agustus 2023, diperkaya oleh survei sebelumnya di tahun 2014 dan 2005 di dapati adanya penurujan yang konsisten. Saat ditanyakan kepada publik sejak tahun 2005 soal “Apakah Bapak dan Ibu merasa bagian dari keluarga besar Muhammadiyah?  Yang menyatakan: “Ya, kami bagian dari Muhammadiyah di tahun 2005 sebanyak 9,4%. Lalu di tahun 2014, persentasenya menurun menjadi 7,8%. Kini di tahun 2023, persentasenya semakin menurun lagi hanya di angka 5,7%. Selama  18 tahun warga yang merasa bagian dari Muhammadiyah menurun hampir separuhnya.

Dari sisi aspirasi politik, di tahun 2004, warga Muhammadiyah yang menyatakan: “Ya, kami bagian dari PAN, Partai Amanat Nasional,  di atas 50%.  Tapi sekarang ini yang mengatakan mereka bagian dari PAN menurun hanya 17,5%. Sisanya menyebar ke berbagai partai  lain. Disini terlihat bahwa aspirasi politik, warga Muhammadiyah menyalurkan aspirasinya jauh lebih beragam, tak lagi menjadikan  PAN sebagai partai pilihan utama.

Bagaimana dengan basis demografis warga Muhammadiyah? Jika di NU lebih banyak mereka yang lulusan SMP ke bawah, Muhammadiyah lebih menyerap karangan terpelajar. Sebanyak 30% warga Muhammadiyah tamatan SMA. Sementara dari sisi ekonomi,  jika di NU kebanyakan dari mereka itu penghasilannya 2 juta ke bawah, tapi di Muhammadiyah sudah 40% penghasilannya 2-4 juta. Segmen mayoritas pemilih di Muhammadiyah secara pendidikan dan ekonomi lebih tinggi dibandingkan mayoritas warga NU.

Dari sisi  teritori,  jika di NU mayoritas warganya, di atas 77 % menetap di Jawa, di Muhammadiyah yang menetap di Jawa hanya  60%. Warga Muhammadiyah lebih tersebar ke banyak pulau. Di Sumatera,  sebanyak 35% warga Muhammadiyah menetap di sana.

Bagaimana warga Muhammadiyah memandang situasi kemasyarakatannya? Sebanyak 67,5%, menyatakan bahwa agama dan politik tak bisa dipisahkan. Persentase ini lebih banyak dibandingkan warga NU (50%). Namun 95% dari warga Muhammadiyah setuju Pancasila menjadi asas tunggal negara Indonesia. Juga mereka menyatakan, bahwa syariat Islam jangan menjadi basis pemerintahan (82,5%),

Persentase anggota organisasi di dunia media sosial juga lebih tinggi dibandingkan warga NU dan rata rata warga Indonesia. Mayoritas anggota memiliki Handphone sebanyak 90%. Rata- rata masyatakat Indonesia yany memiliki Hanphone kurang dari 80 persen. Akse ke internet warga Muhammadiyah sebanyak  85%. Rata- rata warga Indonesia akses ke internet hanya 65 persen. Persentase warga  persyarikatan yang bermain TikTok, Instagram Facebook, WhatsApp, juga lebih tinggi dibandingkan warga  NU dan warga Indonesia pada umumnya.

Tentu saja hasil kajian ini akan menjadi pekerjaan rumah tak hanya bagi pengurus organisasi tersebut. Ini juga bahan renungan bagi  kita yang peduli dengan Ormas yang sangat modern, sangat pro pada kemajuan, seperti Muhammadiyah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini