Eksposisinews – Harga minyak melejit drastis dipicu oleh perselisihan internal antar anggota OPEC. Masalah kebijakan produksi ditengarai menjadi biang keladi tak tercapainya resolusi sampai detik ini.
OPEC+ sampai dua kali terpaksa menunda rapat dan berefek kepada melambungnya harga minyak diatas $75 per barrel.
Ketidakakuran para anggota mulai terendus setelah pada hari Minggu, Arab Saudi bersikeras agar OPEC+ menaikkan produksi minyak dalam beberapa bulan ke depan dan untuk menjamin kestabilan, kebijakan ini akan terus dilanjutkan sampai akhir 2022.
Meski kebijakan itu didukung oleh mayoritas anggota, Uni Emirat Arab justru menolaknya, seperti ditegaskan oleh Menteri Perminyakan, Abdulaziz bahwa UEA hanya mendukung kenaikan produksi temporal, sementara untuk tahun 2022 harus ada kesepakatan yang lebih baik.
Desakan Uni Emirat Arab tidak main-main karena jika tidak dituruti maka berpotensi meretakkan aliansi OPEC+. Jika tidak ada kesepakatan maka pasar akan terus tertekan dan harga minyak akan menggila.
Ambrolnya aliansi OPEC+ juga membahayakan karena berpotensi merusak harga minyak seperti tahun lalu, ketika Arab Saudi dan Rusia berselisih yang memicu perang harga, dimana masing-masing anggota menentukan harga jual minyaknya secara mandiri.
Meski pada akhirnya para anggota berdamai, tapi Uni Emirat Arab yang saat itu tidak puas sempat menggulirkan ide untuk keluar dari OPEC.
Kesepakatan produksi OPEC+ saat ini disebut baseline, yang menentukan seberapa banyak sebuah negara diperbolehkan untuk memproduksi minyak. Setiap negara anggota mengukur pemangkasan atau kenaikan produksinya terhadap baseline. Semakin tinggi angkanya, maka jumlah yang boleh diproduksi semakin besar. Uni Emirat Arab mengatakan level yang ditetapkan per April 2020 sekitar 3,2 juta barrel per hari, dan angka itu terlalu rendah, harusnya 3,8 juta barrel seandainya kesepakatan diperpanjang sampai 2022.
Kalkulasi yang diajukan UEA ditolak Arab Saudi dan Rusia karena cemas setiap anggota di lingkup OPEC+ akan meminta perlakuan yang sama, akhirnya kata sepakat menjadi molor. Rapat OPEC+ selanjutnya diagendakan pada hari Senin depan di Vienna, Austria.