Eksposisinews – Omicron telah menyebabkan ketidakpastian di pasar emas, bahkan beberapa negara terpaksa menutup perbatasan negara mereka, dan imbasnya penemuan virus ini membayangi pemulihan ekonomi global. Emas mencatat kenaikan pada perdagangan Selasa pagi di Asia, dengan para pelaku pasar masih berhati-hati akan dampak varian omicron COVID-19 terhadap pemulihan ekonomi global.
Jerome Powell, Ketua Federal Reserve AS, pada hari Senin kemarin memperkirakan masalah inflasi akan terselesaikan di tahun 2022 atas keyakinannya Terhadap supply dan demand yang akan lebih seimbang. Meski demikian, dia juga memperingatkan bahwa meingkatnya kasus COVID-19 belakangn ini dan munculnya varian omicron dapat menimbulkan risiko penurunan di berbagai sektor dan aktivitas ekonomi serta meningkatkan ketidakpastian inflasi. Powell, bersama Menteri Keuangan AS Janet Yellen, akan kembali memberikan pernyataan pada sidang Komite Perbankan Senat di hari ini dan Komite Layanan Keuangan DPR sehari kemudian.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa terpaksa kerja keras keyakinkan pasar dan meredakan kekhawatiran terkait varian virus baru Omicron pada hari Senin, dan mengatakan bahwa ekonomi zona euro telah banyak belajar untuk mengatasi gelombang COVID-19 yang pernah menghantam ekonomi zona euro.
Perkiraan agresif Terhadap the Fed telah membebani Dolar AS, dan memaksa indeks Dolar ke level yang belum pernah diperdagangkan sejak Juli 2020. Selain itu, laju inflasi break-even 5 tahun telah jatuh dalam beberapa pekan terakhir. Sehingga hal itu memicu spekulasi di kalangan pasar kemungkinan bank sentral akan terpecah pendapat terkait kenaikan harga.
Harga emas sedikit menguat hari ini, dengan emas berjangka naik 0,29% ke level $1.790,30. Bullion menutup November hanya dengan mencatat kenaikan ringan setelah melalui bulan yang bergejolak yang melihat harga diperdagangkan pada titik tertinggi sejak Juni. Emas rally di paruh pertama November karena ekspektasi inflasi naik. Namun, penguatan emas terhenti atas kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed.
Di sisi lain, para investor emas akan hati-hati menilai data ekonomi yang dapat mempengaruhi pasar Treasury dan taruhan kenaikan suku bunga Fed. Menurut Alat FedWatch CME, suku bunga AS berpeluang naik 25 basis poin pada pertemuan FOMC Juli 2022 meningkat dari 37,9% menjadi 42,4% selama seminggu terakhir.
Saat ini, para pelaku pasar kembali harus fokus pada laporan non-farm payrolls AS yang akan dirilis pada hari Jumat, dengan analis memperkirakan kenaikan 550 ribu pekerjaan untuk November. Jika angka NFP lebih baik dari diperkirakan, ini akan menjadi sinyal buruk bagi emas dan dapat menekan harga emas lebih lanjut.