EksposisiNews – Mewabahnya Pandemi Corona Virus Disaese (Covid 19) di seluruh dunia menjadi cerita dan pengalaman istimewa bagi Konjen RI New York Arifi Saiman dalam menangani warga Indonesia di masa Pandemi di wilayah kerja KJRI New York.

Arifi Saiman kreatif berinovasi di era digital sekarang ini, yakni menetapkan satu program pengembangan digitalisasi pelayanan perwakilan KJRI New York, yakni program Smart Consulate Office (SCO), sebuah program layanan perwakilan berbasis aplikasi (App). Pada bulan Maret 2021 SCO diharapkan sudah mulai beroperasi untuk memberikan layanan perwakilan secara digital kepada warga masyarakat Indonesia dan para pengguna layanan perwakilan KJRI New York lainnya.

Berikut petikan wawancaranya dengan lelaki kelahiran Tempeh, Lumajang, Jawa Timur ini, Selasa (2/2/2021) mulai dari awalnya sampai menjabat sebagai Konsul Jenderal RI di New York, AS, suka duka sebagai konjen, pengalaman paling berkesan selama menjadi konjen, harapan ke depan mengenai dunia konsulat, pengalaman diri dan keluarganya menghadapi Pandemi Covid-19 hingga harapannya ke depan paska Pandemi Covid-19. 

Bagaimana awalnya Pak Arifi sampai menjabat sebagai Konsul Jenderal RI di New York, AS?

Jabatan sebagai Konsul Jenderal RI New York yang saya emban sekarang tentunya merupakan bagian dari sebuah proses karir yang cukup panjang yang bertolak dari impian dan cita-cita saya sejak masa kecil. Sejak kecil saya memang ingin bekerja di luar negeri. Pemahaman saya waktu itu bahwa bekerja di luar negeri identik dengan profesi sebagai pekerja migran Indonesia sebagaimana yang lazim ditemui di kalangan orang-orang di kampung kelahiran saya, yaitu Tempeh, sebuah kampung kecil yang terletak 11 kilometer selatan kota Lumajang, Jawa Timur.

Seiring berjalannya waktu, tepatnya selepas lulus SMA, saya kuliah di jurusan Hubungan Internasional Universitas Jember, dengan harapan selepas lulus kuliah nanti saya bisa bekerja di Kementerian Luar Negeri RI untuk meniti karir di dunia diplomatik untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di negara di mana saya ditugaskan.

Pada tahun 1990, melalui seleksi yang sangat ketat, alhamdulillah saya diterima di Sekolah Dinas Luar Negeri (Sekdilu) Pejabat Diplomatik Konsuler (PDK) Angkatan XVI Kementerian Luar Negeri RI. Sejak lulus dari pendidikan Sekdilu, saya secara resmi mulai bekerja di lingkungan Kementerian Luar Negeri RI. Selama berkarir di Kementerian Luar Negeri RI, saya telah bertugas di beberapa perwakilan RI di luar negeri, yaitu di KJRI Toronto Kanada, KBRI Dakar Senegal, KBRI Paris Prancis, dan KJRI New York Amerika Serikat sebagai Konsul Jenderal RI yang sedang saya emban saat ini.

Bagaimana suka duka Pak Arifi sebagai Konsul Jenderal?

Bekerja di dunia diplomatik sejatinya tidak jauh berbeda dengan bekerja di bidang pekerjaan lainnya, dalam arti suka-duka pastinya ada, namun kami lebih menyikapinya sebagai ‘tantangan karir diplomatik’. Tantangan bekerja sebagai diplomat tentunya tidak terlepas dari kemampuan diri dalam memanfaatkan setiap kesempatan untuk membangun jejaring pertemanan dengan berbagai kalangan pemangku kepentingan yang menjadi mitra kerja kita, serta pula kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan untuk membangun hubungan kedekatan dengan warga masyarakat kita di wilayah kerja, baik mereka yang masih berstatus sebagai WNI maupun warga kita yang sudah alih status sebagai Warga Negera Amerika Serikat. Jejaring pertemanan tersebut tidak hanya bersifat jangka pendek, yaitu hanya saat masa bertugas, namun juga merupakan bagian dari investasi pertemanan jangka panjang, bahkan sampai saat setelah memasuki masa purna tugas dari dunia diplomatik kelak. Jalinan pertemanan yang terbina kuat tentunya memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan misi diplomasi Indonesia yang kami lakukan pada saat masa penugasan.

Tantangan lain yang tidak kalah pentingnya untuk disikapi secara sungguh-sungguh oleh seorang diplomat khususnya diplomat Indonesia yang berkerja di KJRI New York adalah tantangan dalam konteks pemberian layanan perwakilan yang mencakup setidaknya dua zona waktu yang berbeda, yaitu zona waktu Amerika Serikat dan zona waktu Indonesia yang memiliki perbedaan waktu sekitar 12 jam. Kontrak kerja tidak tertulis berlaku bagi seorang diplomat untuk bekerja selama 24 jam non-stop terkait pemberian layanan perwakilan berlaku disini.

Dalam bekerja melayani masyarakat, kami memegang teguh prinsip ‘Working with heart’ (bekerja dengan hati) dan mengedepankan prinsip ‘Kami hadir untuk melayani bukan untuk dilayani’.  Karena itu, dalam tugas sebagai pelayan masyarakat baik yang berada di wilayah kerja kami maupun warga kita yang berada di tanah air yang memerlukan bantuan pelayanan perwakilan, kami, dalam hal ini KJRI New York, tidak mengenal kata ‘jenuh dan mengeluh’, karena kami sepenuhnya menyadari konsekuensi dari adanya perbedaan rentang waktu antara waktu Amerika Serikat dan waktu Indonesia, di mana saat waktu siang di Indonesia, berarti waktu malam di Amerika Serikat. 

Terkait pentingnya misi pelayanan dan perlindungan WNI, maka saat saya tiba di Bandara JFK New York untuk memulai penugasan sebagai Konsul Jenderal RI New York, tepatnya pada tanggal 20 OKtober 2019, yang saya lakukan pertama kali saat keluar dari belalai gaja di bandara JKF, yaitu menelpon layanan hotline KJRI New York untuk memastikan sejauh mana responsif KJRI RI New York dalam melayani warga masyarakat Indonesia khususnya yang sedang menghadapi masalah di wilayah kerja KJRI New York. Menyadari pentingnya perhatian dan pelayanan kepada warga masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI New York, hari pertama saya bekerja tepatnya pada saat rapat perdana saya sebagai Konsul Jenderal, saya memandang perlu menambah jumlah saluran layanan hotline KJRI New York, dari semula satu saluran layanan hotline, menjadi lima saluran layanan hotline, di mana satu saluran layanan hotline di antaranya berada di Wisma Konsul Jenderal RI New York. Pembentukan lima saluran layanan hotline perwakilan sebelum masa pandemi (22 Oktober 2019), ternyata pada saat masa pandemi Covid-19 keberadaan lima saluran layanan hotline KJRI New York tersebut sangat berguna dan bermanfaat dalam melayani warga masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI New York, termasuk keluarga mereka di Indonesia yang memantau keadaan keluarganya di wilayah kerja KJRI New York. 

Pengalaman apa yang paling berkesan selama menjadi Konsul Jenderal?

Pengalaman saya yang paling berkesan sebagai Konsul Jenderal, yaitu pengalaman terkait kebersamaan antara Perwakilan RI New York dan warga masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI New York dalam melewati masa pandemi Covid-19. New York yang sempat menjadi epicentrum pandemi Covid-19 di Amerika Serikat telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi KJRI New York, khususnya bagi saya selaku Konsul Jenderal. Pelajaran berharga dalam konsteks ini terkait strategi dan manajemen pemberian layanan bantuan secara berimbang bagi warga masyarakat Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19, yaitu berimbang dalam pengaturan pengadaan dan distribusi bantuan logistik, APD, dan santunan duka bagi yang meninggal dunia akibat Covid-19 di satu pihak, dan berimbang dalam menjaga kesehatan staf KJRI New York khususnya Kesehatan Tim Satgas Covid-19 yang menjadi ujung tombak perwakilan dalam pemberian bantuan bagi warga masyarakat Indonesia yang terdampak Covid-19, termasuk mereka yang berdomisili di wilayah zona merah yang terdampak paling parah oleh virus Covid-19. Kebersamaan antara KJRI New York dan masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI New York dijembatani melalui forum komunikasi WAG KJRI New York Peduli yang beranggotakan para tokoh masyarakat/mahasiswa Indonesia dan pemuka agama yang tersebar di 15 negara bagian di wilayah kerja KJRI New York. WAG KJRI New York Peduli ini terbukti sangat efektif dalam memantau keberadaan dan keadaan warga masyarakat Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19 di setiap negara bagian di wilayah kerja KJRI New York sekaligus dalam mendukung pendistribusian bantuan untuk mereka.

Apa harapan Pak Arifi ke depan mengenai dunia konsulat?

Situasi dunia saat ini sudah mulai memasuki era digital. Situasi dunia yang mulai berubah ini tentunya akan berdampak pada masa depan pemberian layanan perwakilan pada perwakilan diplomatik atau perwakilan konsuler. Dalam menyikapi era digital ini, KJRI New York tentunya dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan digital yang ada saat ini. Atas dasar pertimbangan tersebut, dalam visi misi kami sebagai Konsul Jenderal RI New York, saya menetapkan satu program pengembangan digitalisasi pelayanan perwakilan KJRI New York, yakni program Smart Consulate Office (SCO), sebuah program layanan perwakilan berbasis aplikasi (App). Program pengembangan SCO tersebut saat ini sudah berada pada tahap akhir pengembangan dan pada bulan Maret 2021 SCO diharapkan sudah mulai beroperasi untuk memberikan layanan perwakilan secara digital kepada warga masyarakat Indonesia dan para pengguna layanan perwakilan KJRI New York lainnya. Keberadaan layanan perwakilan berbasis aplikasi ini semata-mata bertujuan untuk lebih semakin mendekatkan dan lebih semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia atau para pengguna layanan perwakilan KJRI New York lainnya dalam mengakses  layanan perwakilan KJRI New York, termasuk mereka yang berada di negara-negara bagian di luar negara bagian New York yang selama ini secara offline membutuhkan pengorbanan waktu dan biaya tersendiri untuk mengakses layanan pewakilan KJRI New York.

Bagaimana pengalaman pak Arifi dan keluarga dalam menghadapi pandemi Covid-19?

Saya dan keluarga menghadapi situasi pandemi Covid-19 dengan sikap tenang, dalam arti tidak panik, namun tetap dengan penuh kehati-hatian. Di masa pandemi, seluruh perhatian, tenaga dan pikiran saya tercurah sepenuhnya pada kesehatan dan keselamatan keluarga dan warga masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI New York. Dalam situasi pandemi, khususnya pada masa-masa puncak pandemi, pengalaman yang tidak bisa dilupakan adalah saat situasi kelangkaan akan bahan makanan karena faktor panic buying dan kelangkaan akan alat pelindung diri (APD) dan sanitizer yang terjadi di wilayah New York. Situasi kelangkaan ini muncul di saat barang-barang tersebut sangat diperlukan untuk kepentingan membantu warga masyarakat Indonesia yang terdampak Covid-19. Dalam menghadapi situasi demikian, pelibatan dukungan masyarakat Indonesia di wilayah kerja KJRI New York memiliki arti yang sangat penting dalam menghadapi dan melewati secara bersama situasi pandemi Covid-19.

Apa harapan pak Arifi ke depan paska pandemi Covid-19?

Selain dampak disruptif yang ditimbulkannya, pandemi Covid-19 setidaknya telah memberikan pengalaman kehidupan baru tersendiri melalui era kenormalan baru. Di era kenormalan baru, tentunya kami di KJRI New York harus dapat menyesuaikan dengan situasi pasca pandemi dalam mengimplementasikan misi diplomasi Indonesia di wilayah kerja KJRI New York. Di masa pasca pandemi, pendekatan hybrid (in person dan online/virtual) merupakan sebuah keniscayaan dan diperkirakan akan terus menjadi piranti penting dalam mendukung keberhasilan misi perwakilan di wilayah kerja KJRI New York.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini