Covid-19 berdampak segala sisi kehidupan di berbagai belahan dunia, termasuk bisnis fashion. Hal tersebut tak menyurutkan Dewi Maya untuk tetap semangat berkarya. Jiwa entreprenernya terasah sehingga usahanya tetap bertahan di tengah wabah Pandemi yang berkepanjangan ini.
Berawal membuat bantal handmade, Dewi Maya kini sukses menjadi fashion designer di Amerika Serikat. Produk-produknya diakui banyak diminati masyarakat, bahkan banyak yang best selling.
“Bermula waktu saya usia 23 tahun tinggal di Salatiga – Jawa Tengah, awalnya saya membuat bantal handmade lalu tertarik belajar membuat tas dari ibu saya yang seorang penjahit. Saya punya beberapa karyawan penyandang disabilitas. Tapi karena saya harus pindah ke US semua saya tutup. Dan akhirnya saya mulai lagi membuat tas di US dengan harapan saya bisa membuka konveksi lebih besar di Jawa Tengah nantinya dan bisa membantu kawan-kawan disabilitas, single mother atau perempuan yang tidak punya edukasi tinggi, “ kata Dewi Maya menuturkan awal dirinya menjalani karier sebagai fashion designer, Selasa (18/5/2021).
Lebih lanjut, Dewi menerangkan kiprahnya selama menggeluti dunia fashion designer. “Saya tidak terlalu merasa kesusahan waktu membuka usaha ini lagi di US karena pengalaman saya di Indonesia. Dan pemerintah sangat mengapresiasi sekali usaha kecil, “ terangnya penuh kepercayaan diri.
Dewi menyampaikan pengalamannya yang paling berkesan selama menggeluti dunia fashion designer. “Saya banyak belajar bisnis secara global, bukan hanya cara membuat pola saja. Tapi belajar marketing, mencari supplier dan proses pembuatan bahan kulit yang bagus itu sangat menarik dipelajari, “ ungkapnya mantap.
Pendapat Dewi mengenai perkembangan dunia fashion designer sekarang ini. “Saya rasa sekarang ini perempuan lebih berani dan mengikuti apa yang mereka ingin pakai, baik untuk yang berhijab atau tidak. Dan majunya teknologi juga menjadi peran penting untuk perempuan lebih mengerti fashion secara lebih mudah di sosial media, “ tegasnya.
Harapan Dewi ke depan mengenai dunia fashion designer. “Saya yakin fashion akan menjadi karir yang menjanjikan untuk ditekuni dengan baik dan mau belajar. Fashion juga termasuk industri seni yang masih butuh bantuan pemerintah didalamnya, “ harapannya.
Pengalaman Dewi dan keluarga dalam menghadapi Pandemi Covid-19. “Saya harus menunda membuka butik dan local fashion show pertama kali saya di South Carolina karena Covid ini.
Penjualan pasti sangat menurun tapi banyak hal yang harus disyukuri, “ tuturnya penuh rasa syukur.
“Bulan ini saya mendapatkan bantuan Grant dari Chapman Culture Center di tempat saya tinggal berupa dua buah industrial sewing machine. Ini bentuk dukungan kepada pekerja seni atau business owner seperti saya, “ imbuhnya.
Adapun, harapan Dewi ke depan paska Pandemi Covid-19, tidak hanya tentang kesehatan tapi Covid ini juga berdampak sangat buruk untuk perekonomian di semua belahan dunia. “Karena itu kita semua harus mematuhi dan tetap memakai masker dan segera ikut vaksin untuk pencegahan, “ pungkas Dewi Maya