Sepanjang tahun 2022, terjadi lebih dari 3000 bencana di Indonesia. Negara ini bahkan dianggap sebagai “supermarket” bencana, mengingat hampir semua jenis bencana dapat terjadi di berbagai wilayah.
Mengingat hal tersebut, Stafsus BNPB RI, Gusti Ega Putrawan dalam lawatannya ke Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang Jawa Barat baru-baru ini, mengatakan pentingnya sedini mungkin masyarakat dalam memahami dan mengenal ancaman bencana. Khususnya yang berada di wilayah yang rentan bencana, baik bencana banjir, longsor, gempa ataupun kebakaran.
Menurutnya, masyarakat perlu tahu, sehingga dapat lebih waspada dan dapat mengurangi korban atau kerusakan yang diakibatkan oleh sebuah bencana. Misalnya, jika wilayah tersebut terkena bencana banjir, maka dampaknya juga dirasakan sekitarnya. Oleh sebab itu, perlu adanya strategi dan penanggulangan bencana yang komprehensif agar tercipta tingkat kewaspadaan yang tinggi.
Sementara Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan bahwa janggan anggap remeh sebuah bencana. Oleh sebab itu, perlu di kenali bentuk-bentuk ancamannya dan siapkan strategi penanggulangannya. Dengan mengetahui duduk masalah dari sebuah bencana, dapat di cari jalan keluarnya segera”, jelasnya dalam rangkaian kegiatan sosialisasi penanganan dan penanggulangan bencana tersebut.