Harga Emas tergelincir diakhir perdagangan bursa komoditi berjangka AS di hari Jumat, atau Sabtu dinihari (12/03/2022). Jatuhnya harga karena terjadi kenaikan imbal hasil Obligasi AS di tengah data inflasi yang panas.
Secara mingguan, kinerja perdagangan emas masih mengukir hasil positif. Ini merupakan minggu kedua harga emas naik berturut-turut. Sentimen geopolitik masih mendominasi pasar, dimana kenaikan harga emas didukung hasil pembicaraan antara Rusia dan Ukraina yang tidak banyak membuat kemajuan.
Pada perdagangan emas di pasar spot, harga turun 0,3% menjadi $1,990,09 per ounce. Sementara emas di bursa berjangka AS turun 0,4% menjadi $1.992,50.
Selain sentiment geopolitik, pergerakan harga emas terlihat terbatasi menjelang pertemuan berkala FOMC pada minggu depan. FED diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada 16 Maret ini. Hal ini diyakini akan membuat pasar emas tertekan, bahkan bisa membawa harga emas ke wilayah koreksi karena sikap FED yang sedikit lebih hawkish.
Emas memang sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Investor bergegas ke aset safe-haven selama krisis Ukraina yang menyebabkan reli harga emas, yang telah melonjak sebanyak 8,5% dalam dua minggu terakhir, membawa mereka lebih dekat ke level rekor yang dicapai pada Agustus 2020.
Menyikapi sentiment dalam sepekan mendatang, harga emas dapat menguji ulang level support di $1.976 per troy ons. Waspadai , penembusan dapat menyebabkan penurunan ke kisaran $1.924-$1.953.