Emas tidak berubah pada hari Senin, dari penutupan perdagangan minggu lalu. Harga masih melayang di dekat level terendah dua minggu yang dicapai pada minggu lalu, karena investor mengamati perkembangan dalam konflik Rusia-Ukraina sambil mencermati langkah-langkah Federal Reserve AS yang lebih agresif untuk memerangi inflasi.
Pada perdagangan emas di pasar spot, harga masih datar di $1.921,80 per ounce pada 08:13 WIB, setelah menyentuh level terendah sejak 28 Februari di $1,894,70 di minggu lalu. Sementara dalam perdagangan emas di bursa berjangka AS justru turun 0,3% menjadi $1.923,90.
Dikabarkan bahwa pasukan Rusia dan Ukraina bertempur di kota pelabuhan Ukraina Mariupol pada hari Minggu, di mana banyak penduduk terjebak dengan sedikit makanan, air dan listrik, meskipun upaya pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina pada minggu sebelumnya telah dilakukan.
Pasar mendingin setelah harga emas melakukan reli didorong oleh kemarahan spekulan atas emas berdasarkan sentiment geopolitik, invasi Rusia ke Ukraina. Sebagaimana karakteristik sentiment ini, bahwa cepat membakar pasar, cepat mendinginkan pula. Harga emas batangan sendiri turun 2,8% di minggu ini karena optimisme atas pembicaraan damai mengangkat sentimen di pasar keuangan yang lebih luas, mengurangi permintaan untuk aset safe-haven. Jika ada gencatan senjata atau semacam kesepakatan, emas bisa turun cukup cepat.
Kenaikan harga domestik meredupkan selera ritel untuk emas fisik di India pekan lalu, sementara kebangkitan kasus COVID-19 mendorong dealer di China dan Hong Kong untuk menawarkan diskon.
Pada akhir pekan lalu, harga emas mencatat penurunan mingguan terbesar dalam hampir empat bulan, setelah permintaan emas sebagai asset safe-haven terpukul oleh harapan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina serta dampak dari kenaikan suku bunga AS. Harga emas di bursa berjangka juga terbebani dengan penguatan Dolar AS sehingga berakhir turun 0,7% menjadi $1.929,30.
Dolar AS sendiri melonjak, membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Kenaikan Dolar ini didorong oleh pernyataan dua pembuat kebijakan Fed yang paling hawkish mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral perlu mengambil langkah-langkah yang lebih agresif untuk memerangi inflasi.
The Fed pekan lalu juga menaikkan suku bunga acuan semalam sebesar seperempat poin persentase dan memperkirakan rencana agresif untuk mendorong biaya pinjaman ke tingkat yang membatasi tahun depan. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak membayar bunga.
Namun demikian, diyakini pula bahwa bank sentral AS yang hawkish tidak menggagalkan sentimen positif terhadap emas dan bahwa risiko geopolitik saat ini telah meningkatkan kekhawatiran inflasi, menyalakan kembali minat jangka panjang pada emas batangan.
Hal ini karena ditengah tekanan pada pasar fisik, pertumbuhan minat investor pada perdagangan berjangka atau non fisik telah lebih dari mengimbangi kelemahan ini untuk saat ini, menunjukkan bahwa pergerakan harga yang bergejolak akan tetap ada.