Emas Anjlok Secara Tehnikal
Emas Anjlok Secara Tehnikal

Harga emas berpotensi turun $100 jika premis geopolitik yang mengungkit pamor asset safe-haven ini melemah setelah Rusia mengatakan akan mengurangi perangnya di Ukraina. Pun demikian, pelaku pasar belum tentu bisa melihat keruntuhan harga emas lebih lanjut.

Pasalnya, logam mulia ini tetap memiliki sejumlah sentiment positif pendukung yang signifikan bagi kenaikan harganya dimasa depan. Setidaknya, harga emas dalam jangka pendek masih akan terus bereaksi terhadap berita utama seputar perang Rusia – Ukraina. Pasar harus mengabaikan kata-kata dari Rusia sampai bom benar berhenti.

Namun, dia menambahkan, investor perlu mewaspadai perang premium emas. Agar emas naik, perang perlu meningkat. Hal itu tidak akan terjadi, kecuali Rusia memutuskan untuk mempersenjatai komoditasnya dan memotong minyak dan gasnya ke Eropa. Dalam waktu dekat, harga emas turun, tetapi tidak akan runtuh.

Melihat melewati konflik di Eropa Timur, perdagangan emas dalam kisaran baru dimana level support bertahan di sekitar $1.800 per troy ons. Tekanan inflasi telah menciptakan dukungan baru bagi emas.

Seiring dengan pergeseran premis safe-haven logam mulia, emas menghadapi beberapa tantangan yang menantang dari kenaikan dolar AS karena Federal Reserve menaikkan suku bunga. Sementara itu, Bank Sentral Eropa akan mempertahankan suku bunga rendah karena menghadapi potensi resesi.

Saat ini, pasar memperkirakan potensi tujuh kenaikan suku bunga tahun ini dan melihat dua pergerakan 50 basis poin di awal tahun.

Meski suku bunga naik, kenaikan inflasi akan menjaga suku bunga tetap di teritori negatif. Perang Rusia dengan Ukraina akan menciptakan masalah jangka panjang di pasar komoditas yang akan menjaga tekanan inflasi tetap tinggi hingga 2022.

Suku bunga akan sedikit berkurang negatifnya tahun ini, tetapi akan tetap negatif dan itu bagus untuk emas. Jika Rusia mengakhiri perang hari ini, sanksi akan tetap berlaku untuk sementara waktu dan itu akan membuat harga komoditas tetap tinggi, mendorong inflasi. Diperkirakan harga akan tetap tinggi karena negara-negara Barat melepaskan diri dari Komoditas Rusia.

Selanjutnya seberapa agresif bank sentral AS karena inflasi menghancurkan modal konsumen dan memperlambat pertumbuhan. Eropa berada dalam kondisi yang lebih buruk karena harga energi melonjak lebih tinggi. Jika Rusia memotong komoditas energi ke Eropa, kawasan itu bisa jatuh ke dalam resesi yang parah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini