Eksposisinews – Emas kembali terseret, turun tipis pada hari Senin setelah pada sesi akhir pekan lalu sempat mencapai tertinggi dalam dua pekan terakhir. Melemahnya logam kuning ini tak lepas dari kenaikan dolar, meski hanya menguat tipis. Sementara investor saat ini fokus pada data ekonomi AS lainnya sebagai petunjuk rencana kebijakan moneter Federal Reserve.
Kenaikan ringan indeks dolar AS, naik 0,1% terhadap mata uang mayoritas, membuat bulion menjadi mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pada akhir pekan, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan sektor tenaga kerja AS mencatat kenaikan terbesarnya dalam 10 bulan terakhir di Juni. Laporan ini membuat investor alihkan fokus pada data ekonomi AS selanjutnya dan langkah apa yang akan diambil Fed selanjutnya.
SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya turun menjadi 1.042,58 ton pada Jumat dari 1.043,16 ton pada Kamis.
Spekulan menahan langkahnya dan mengurangi posisi buy mereka di COMEX hingga 29 Juni. Para spekulan itu justru meningkatkan posisi beli bersih mereka pada perak, data dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menunjukkan.
Emas spot turun 0,1% di harga $1.785,41 per ons, padahal pada akhir pekan lalu sempat mencapai level tertinggi sejak 18 Juni di $1.794,86. Sementara, emas berjangka AS naik 0,1% menjadi $1.785,20.
Pada perdagangan logam lainnya, perak turun 0,2% menjadi $26,40 per ons, paladium naik 0,3% menjadi $2,793,19 dan platinum turun 0,3% menjadi $1.086,49.