EksposisiNews, Jakarta – Sebuah negara dikatakan mengalami bonus demografi jika jumlah penduduk usia produktif yaitu yang berusia 15-64 tahun, jumlahnya lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2030 – 2040 oleh karena itu perempuan dan ibu hamil diharapkan dapat melahirkan anak-anak yang berkualitas, namun apabila sebaliknya maka bonus demografi ini menjadi sia-sia apabila SDM mengalami stunting. Ini artinya jika seseorang telah terkena stunting maka mereka kalah sebelum ikut kompetisi. Salah satu cara untuk menekan angka kematian ibu dan anak, termasuk kasus stunting ini adalah dengan mendigitalisasi layanan kesehatan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Sehati melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan kesehatan di Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Bangka Selatan dan Kabupaten Gowa di bulan September sampai dengan Oktober ini. Peserta dari kegiatan ini terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan, Kabid Kesehatan Masyarakat, Kepala Puskesmas setempat, Bidan Koordinator, Bidan Puskesmas dan Bidan Desa setempat.

Selain menjadi pemateri dalam program pelatihan ini, Sehati juga menyediakan platform Aplikasi Bidan Sehati, dashboard dan alat TeleCTG untuk dapat di uji coba selama 3 bulan di 3 kabupaten ini dengan total 12 puskesmas dan mengundang para bidan setempat ke dalam komunitas Bidan Sehati untuk pendampingan lebih lanjut serta memberikan pendampingan pada puskesmas serta dinas kesehatan untuk analisa serta pembuatan program berbasis data.

“Memasuki era digital, gebrakan teknologi kesehatan perlu dilakukan dengan segera. Saat ini perkembangan teknologi di bidang kesehatan berkembang dengan pesat. Banyak negara memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Oleh karena itu kami mengambil inisiatif dalam akselerasi transformasi digital dan salah satunya di sektor kesehatan maternal dalam upaya penurunan AKI, AKB dan mencegah stunting” jelas I Nyoman Adhiarna, Direktur Ekonomi Digital, Kementerian Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam sambutannya pada acara Workshop Adopsi Teknologi Sektor Kesehatan Maternal di Kabupaten Bangka Selatan, 14 Oktober 2021.

Anda Sapardan selaku Co-Founder dan Chief Business Development Officer Sehati Group, mengatakan bahwa tantangan masih tingginya AKI, AKB dan Stunting adalah tiga hal yang menjadi perhatian dirinya. Sebagai perempuan, Anda sadar betul bagaimana ketiga tantangan tersebut belum terselesaikan, terus berulang dan berdampak besar pada bangsa. Berangkat dari kegelisahannya tersebut, sebagai anak bangsa, Anda dan kawan-kawan mencari solusi dengan menciptakan alat kesehatan maternal yang ia beri nama Sehati TeleCTG.  “Alat berbasis IoMT ini menjadi yang pertama di dunia, saya ingin ibu-ibu hamil di Indonesia menjadi yang pertama merasakan manfaat alat ini,” jelasnya. 

Sementara itu Budi Handoko, COO & Co-Founder Shipper Indonesia mengatakan: “Dukungan yang diberikan dalam kegiatan ini diharapkan dapat meringankan kerja Bidan dan membantu optimalisasi pelayanan kesehatan di Puskesmas sehingga angka kematian ibu dan bayi berangsur turun dan mencegah terjadinya stunting. Semoga kegiatan ini dapat berkelanjutan agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas di berbagai daerah di tanah air” ujarnya

Kolaborasi yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Sehati didukung oleh Shipper dengan melakukan uji coba selama 3 bulan untuk memperkuat pelayanan kesehatan khususnya sektor maternal dengan teknologi digital yaitu TeleCTG di 2 kabupaten tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini