Eksposisi News, Banyuwagi – Wall Street berakhir naik tajam pada perdagangan di hari Selasa (20/07/2021), rebound dari penurunan beruntun beberapa hari. Sentimen positif didapatkan dari serangkaian laporan pendapatan yang optimis, sehingga memicu keyakinan bahwa perekonomian bisa lekas pulih dan memicu reli risk-on kembali.
Ketiga indeks bursa saham besar AS, naik lebih dari 1% dimana indek Dow Jones memimpin kenaikan setelah jatuh di tengah hari terburuknya dalam sembilan bulan. Indek S&P mencatat kenaikan pertamanya dalam empat hari serta mencatat hari terkuatnya sejak Maret. Indek Nasdaq membukukan kenaikan pertamanya dalam enam sesi. Indek Dow Jones naik 549,95 poin, atau 1,62%, menjadi 34.511,99, Indek S&P 500 naik 64,57 poin, atau 1,52%, menjadi 4.323,06 dan Indek Nasdaq naik 223,89 poin, atau 1,57%, menjadi 14.498,88.
Para pelaku pasar memanfaatkan kondisi “buy-the-dip” dengan melakukan pembelian saham-saham yang berkapitalisasi kecil dan sejumlah saham di sektor transportasi yang sensitif secara ekonomi, memimpin kenaikan pasar yang lebih luas.
Yield Obligasi AS bangkit kembali dari posisi terendah lima bulan, setelah penurunan sesi tunggal terbesar sejak Februari di sesi sebelumnya. Ini membantu mendorong kenaikan saham-saham perbankan yang rentan terhadap suku bunga sebesar 2,6%.
Saham yang sensitif secara ekonomi naik hari ini, ketika yield obligasi AS dengan tenor 10-tahun turun dalam waktu singkat. Biasanya ini tidak terjadi saat ekonomi sedang tumbuh. Firming dalam imbal hasil obligasi AS tersebut menunjukkan bahwa perekonomian AS mungkin tidak akan jatuh dari tebing.
Pun demikian, masih ada kekhawatiran atas meningkatnya kasus virus Corona varian Delta yang sangat menular, yang sekarang bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi baru, telah memicu aksi jual dalam sesi terakhir karena upaya vaksinasi di seluruh dunia mengumpulkan momentum.
Memang masalah yang muncul dari varian Delta ini dapat berdampak pada margin. Namun demikian, investor semestinya tidak perlu banyak ketakutan untuk menciptakan dan menangkap peluang dari kejatuhan harga saham sebelumnya.
Baca juga : Dolar AS Menguat Karena Fed Tidak Ingin Tarik Kebijakan Buru-buru