EksposisiNews – Dalam konferensi pers yang diadakan di Restoran ATM Rakyat Nusantara baru-baru ini, Brigjend TNI Ahmad Tamim Mustofa memberikan apresiasi dan dukungan kepada Visions of Peace untuk dapat meraih Nobel Perdamaian. “Melihat upaya Visions of Peace menanam benih perdamaian kepada generasi muda di berbagai wilayah Indonesia, saya optimis VOP dapat meraih Nobel Perdamaian. Meskipun ada analisa bahwa siapapun yang dapat mendamaikan perang Rusia-Ukraina sangat layak meraih Nobel, akan tetapi upaya seperti yang dilakukan oleh VOP seharusnya lebih strategis karena dapat menjadi percontohan bagi banyak negara di dunia. VOP secara sistematis mempergunakan jalur kreatif untuk menumbuhkan bibit-bibit perdamaian.”

Erna Santoso dari YAPENA menambahkan, “Kami tidak pernah lelah untuk berjuang, menyebarkan perdamaian dengan cara-cara kreatif. Kegiataan kami lintas agama, lintas suku, lintas ras. Kami datang ke pesantren, gereja, panti asuhan dan sekolah-sekolah.”
Sebelumnya Bambang Soesatyo, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, secara resmi menominasikan Visions of Peace Initiative untuk Nobel Perdamaian 2022. Sebagai ketua dari MPR yang beranggotakan 711 orang anggota; 136 senator dan 575 perwakilan, Bambang Soesatyo menjelaskan, “Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia mendukung penuh Visions of Peace Initiative (VOPI) dan berharap tahun ini akan diberikan Nobel Perdamaian. VOPI telah menginspirasi ratusan ribu anak muda Indonesia melalui lebih dari 53 kegiatan langsung yang telah diadakan di seluruh Republik Indonesia serta kehadiran digital virtualnya yang signifikan.”

Soesatyo juga menyampaikan penghargaan pribadinya kepada VOPI dengan mengatakan, “Saya mengirimkan dukungan penuh saya kepada VOPI untuk menerima Nobel Perdamaian.“
Visions of Peace Initiative percaya dengan Etika Timbal Balik, juga dikenal sebagai Aturan Emas, nilai universal yang termasuk dalam semua agama dan tradisi. Etika Timbal Balik ini mengajarkan kita untuk “Lakukan Pada Orang Lain Seperti yang Anda Inginkan Dilakukan Untuk Diri Sendiri dan Jangan Lakukan Kepada Orang Lain Seperti yang Tidak Anda Inginkan Untuk Diri Sendiri. Nilai ini merupakan inti dari moto nasional Republik Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Sejak diluncurkan pada tahun 2017, Visions of Peace Initiative telah menanamkan dan terus memberikan pemahaman yang berarti tentang perilaku etis yang dapat dicapai melalui nilai timbal balik. Faktanya, kita masing-masing, bukan hanya kaum muda, perlu juga mengingat Aturan Emas ini.”
Selain dicalonkan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, VOPI juga telah dinominasikan ke Panitia Nobel Perdamaian oleh Ketua DPD-RI AA LaNyalla Mattalitti, dan H. Muhammad Farhan, SE, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Komisi 1.
Menurut sumber resmi Visions of Peace dalam press conference mencatat bahwa, “Setiap badan legislatif nasional telah terwakili secara resmi menominasikan Visions of Peace Initiative untuk Penghargaan bergengsi Nobel Perdamaian. Belum pernah sebelumnya, dalam sejarah Republik kita, lembaga legislatif kita menyatakan dukungan kolektif untuk sebuah organisasi non-pemerintah. Kami berharap penghargaan ini akan menginspirasi semua orang yang telah berpartisipasi dalam VOPI dan mereka yang belum berpartisipasi di masa depan, untuk bekerja sama untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi di rumah kita, sekolah kita, komunitas kita dan di negara kita.”

Visions of Peace Initiative juga merasa terhormat telah dinominasikan untuk Nobel Perdamaian oleh Prof. Sompie, dari UKIT Tomohon dan oleh Dr. Ephraim Isaac, Direktur Institute of Semitic Studies di Princeton University, USA. Kedua sivitas akademika yang disegani ini mengutamakan pentingnya pengajaran VOPI kepada kaum muda tentang keadaban.
Sebagai pengakuan atas nominasi tersebut, pendiri Visions of Peace Initiative, Princess Cheryl Halpern dan Pangeran KPH Dr. Damien Dematra mendorong semua orang untuk menghargai komentar Alfred Nobel bahwa, “Keinginan baik tidak akan menjamin perdamaian.” Mereka mendesak kita semua untuk, “Ingatlah bahwa kesopanan dan perdamaian membutuhkan komitmen yang teguh untuk menanamkan dalam setiap generasi pemahaman tentang ‘Etika Timbal Balik”.