EksposisiNews – Tepat pada peringatan Hari Puisi Sedunia, 21 Maret 2023, pagi hari, komponis dan pianis Ananda Sukarlan menulis di akun instagramnya @anandasukarlan, yang aslinya dalam bahasa Inggris, diterjemahkan jadi berikut ini:
“Selamat #worldpoetryday (Hari Puisi Sedunia)! Saya sangat berterimakasih kepada para penyair besar yang telah menginspirasi saya untuk menulis banyak sekali musik. Tanpa mereka, berbagai karya musik itu tidak akan ada. Dan hari ini kami bisa menerbitkan buku partitur terbaru saya, ‘Tembang Puitik’ berdasarkan berbagai puisi mereka. Terima kasih, para penyair dunia!”
Buku yang dimaksud, yaitu ‘Tembang Puitik volume 7’, di mana isinya adalah lagu-lagu Ananda Sukarlan berdasarkan berbagai puisi dari karya-karya penyair, di antaranya, Umbu Landu Paranggi, Chairil Anwar, Triyanto Triwikromo, Heru Joni Putra, Emi Suy, Riri Satria, Naning Scheid, Goenawan Monoharto, dan sebuah puisi Presiden Soekarno yang ditulis di pengasingannya di Ende, serta puisi berbahasa Inggris Emily Dickinson, Phillis Wheatley dan William Ernest Henley.
Ananda membuat lagu dari dua puisi Umbu Landu Paranggi, dan bersama puisi Mario F. Lawi dan Ir. Soekarno, “Sinar Itu Dekat”, telah dinyanyikan oleh penyanyi bariton Kadek Ari Ananda dan soprano Alice Cahya Putri di Labuan Bajo, dalam video “Ananda Sukarlan : Matahari Terbenam di Timur” produksi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, yang dapat disaksikan di YouTube.
Komponis yang juga pianis bahkan ditulis oleh harian Sydney Morning Herald sebagai “one of the world’s leading pianist at the forefront of championing new piano music” ini telah menulis lebih dari 600 karya musik berdasarkan puisi para penyair seluruh dunia,
sejak ia kuliah di Royal Conservatory of Music di Den Haag, dimana ia lulus dengan predikat Summa Cum Laude.
Sampai tahun 2000 karyanya adalah berdasarkan puisi berbahasa Inggris dan Spanyol, seperti Walt Whitman, Robert Frost, Federico Garcia Lorca, dan lain-lain, serta masih banyak yang belum diterbitkan.
Sejak tahun 2000 sampai saat ini ia paling banyak menggubah dari puisi Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo dan para penyair muda saat ini.
Buku partitur terakhirnya, Tembang Puitik volume 7 ini berisikan 20 lagu, seperti juga buku-buku sebelumnya volume 1-6.
Berikut ini puisi Riri Satria yang telah digubah oleh Ananda Sukarlan:
Puisi Riri Satria
“DIALOG SESAMA VIRUS KORONA TENTANG KORUPTOR”
Bro, rupanya ada yang lebih sadis dari kita ini
Namanya koruptor, virus dari segala virus!
Kita tak sebanding dengannya
Mereka memanfaatkan kita
Dengan cara mencekik leher sesama
Yang sudah sengsara
Ada yang mengembangkan vaksin dan obat
untuk membasmi kita
bukan mereka!
Kini kita menyesal kan menjadi virus?
Harusnya kita
menjadi mereka saja.
Kemudian, berikut ini adalah puisi karya Emi Suy yang digubah oleh Ananda Sukarlan:
Puisi Emi Suy
RINDU
Bu, di sini
di tanah ini
kerinduan menjelma jarum-jarum hujan
menjahit luka–duka di kepala
yang kerap terbentur tembok kota
Bu, di sini di permenungan ini
aku mencari sebuah jalan
jauh di kedalaman dan pedalaman
paling pelosok
digenangi sunyi yang penuh
hati yang utuh
Selamat Ananda Sukarlan atas terbitnya buku ‘Tembang Puitik volume 7’!***